Sabtu, 17 Desember 2011

FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN

KONSEP FILSAFAT ILMU

KONSEP :      - Filsafat ?
                        - Pengetahuan ?
                        - IImu ?

APA ”FILSAFAT” itu ?
1.   Induk Ilmu Pengetahuan
2.   Pengetahuan Yang Pertama

ASAL MULA FILSAFAT
          Filsafat Ada Karena :
              - Ada Proses Berfikir
          Berfikir Ada Karena :
              - Ada Alat/Organ Berfikir
              - Ada Kemampuan Berfikir
              - Ada Dorongan Berfikir
              - Ada Obyek Berfikir

ALAT/ORGAN BERHIKIR
          Karena ada manusia yang diciptakan Tuhan dengan Jasad dan Rohaninya.

JASAD/ORGAN BERFIKIR
              - Otak  = Pusat susunan saraf
              - Sistem/Susunan saraf
              - Alat Dria
              - Alat Kematangan untuk Berfikir












ROHANI SEBAGAI ORGAN BERFIKIR
          - Kesadaran
          - Dorongan
          - Proses Intelektual (Berfikir)
          - Proses Penserapan/Perekaman
          - Proses Pemaknaan
          - Proses Penyimpanan pengingatan

KESADARAN
Kesadaran "Awareness" yaitu suatu kesadaran dimana jiwa (Rohani) = Hati nurani berfungsi dan mampu menserap, mengolah, memberi makna dan menyimpan rangsangan senseal dan non sensual

DORONGAN
Tekanan/kecenderungan dari jiwa, (Rohani) untuk mengarahkan dan memfokuskan kesadaran menuju suatu obyek tertentu.
"Dorongan" bisa disebut motivasi
Dorongan motivasi untuk berfikir muncul karena sebab antara lain:

Ø Ada rangsangan Eksternal melalui alat-alat dria yang mengandung naluri keingin tahuan, merangsang, salera, mengandung ketakjuban, mengancam keamanan/kesehatan, ada potensi memenuhi kehutuhan kepentingan tertentu, dll.
Ø Ada rangsangan internal berupa: Kebutuhan, naluri keingin tahuan naluri mempertahankan kesehatan/kelangsungan kehidupan dll.














PROSES  INTELEKTUAL  (BERFIKIR)

Yaitu proses rohania:
Proses mental melalui reaksi-reaksi/proses-proses: Bio-Chemis-Fisik dalam sistem syaraf yang berpusat di otak, yang memungkinkan ditemukan/dibentuknya, makna-makna dari hasil pencerapan dan pengolahan bahan-bahan/informasi-informasi melalui rangsangan sensual dan non sensual.

RANGSANGAN SENSUAL BERUPA

1.   Visual (Mata) yang Bersumber dari Pantulan Cahaya Melalui pantulan cahaya dapat diserap:
Ø Warna-Warna
Ø Bentuk/Pola
Ø Struktur
Ø Bagian-bagian/Unsur
Ø Susunan Unsur-unsur
Ø Proporsi à Ruang/Massa
Ø Dll.

2.   Pendengaran (Telinga)
     Yang Bersumber dari Pantulan Getaran Bunyi
     Melalui pantulan, suara dapat terserap:
Ø Bunyi (Suara)
Ø Letupan/Desingan
Ø Bahasa Lisan
Ø Nada/Irama
Ø Sandi/Suara
Ø Dll.





                                               





3.   Penciuman
Melalui rangsangan Gas/Uap/Udara dapat tercerap jenis-jenis Bau:
     - Harum/Wangi
     - Busuk
     - Pedis
     - DII.

4.   Pencerapan Lida, Bersumber Dari Laturan Zat
     Melalui larutan Zat dapat tercerap:
     - Rasa Manis
     - Rasa Pedis/Pedas
     - Rasa Masam/Kecut
     - Rasa Gurih
     - Rasa Pahit
     - Dll.

5.  Perabaan Bersumber Dari Rangsangan Fisik
     Melalui rangsangan Fisik dapat tercerap:
     - Rasa Panas/Hangat
     - Rasa Dingin
     - Rasa Cerah
     - Rasa Lembab
     - Rasa Keras/Lembut/Halus/Kasar
     - Dll.

Ø Segala bentuk rangsangan yang tercerap ke dalam kesadaran itu, pada dirinya mengandung maknanya masing-masing.

Ø Tiap-Tiap rangsangan membentuk Makna (Artinya) sendiri-sendiri yaitu pengkaitan (pengasosasian) antara bentuk (Jenis) rangsangan dengan ”Apa Yang Dirasakan” oleh si subyek pencerap.







Ø Inilah yang disebut proses ”Konseptualisasi” (Membangun konsep) à Membangun Makna
-      Konsep/makna yang diberi simbol khusus/tersendiri disebut ”Kata”
-      Jadi ”Kata” yaitu simbol khusus yang mengandung konsep/makna tertentu
Ø Rangsangan Non Sensual pada dasarnya melalui rangsangan sensual.
Ø Rangsangan Non Sensual adalah pencerapan dan pemaknaan terhadap kombinasi berbagai bentuk rangsangan sensual.
Ø Hanya saja pemaknaan itu dilandaskan pada referensi nilai tertentu, (Referensi: Sosial, Kultural, Religius, Ilmu Ekonomi, Politik Dll.)
Ø Beberapa Pola/Bentuk proses Intelektual (Berfikir) (Proses Pemberian/Penemuan Makna)
1.   Proses Komparasi Antara Dua/Lebih Konsep
     (Obyek Berfikir)
              - A = B = C
              - A > B > C
              - A < B < C
              - Dst.
2. Proses Mengkorelasi
              - A Menyebabkan B
              - A Disebabkan B
              - C Memiliki D
              - E Bersama F
              - X Berlawanan Y
              - Dst.
3. Mengurut/Sekwensi
              - A Sebelum B
              - C Sesudah D
              - E Bersamaan F
              - Dst.








4. Menganalisis
              - A Terdiri dari C dan B
              - C dan B Bagian dari A
6. Mengsintetis/Integrasi
              - A,B, D dan C adalah A
              - X + Y = Z
7. Mengkalkulasi
              - a + b + c + d  = E
              - a x a x a x a   = a4
                        - A – B = C
                        - Dst.

Beberapa Jenis Korelasi (Hubungan)
              1. Hubungan Assosiasi
              2. Hubungan Fungsional
              3. Hubungan Causal
              4. Hubungan Struktural
              5. Hubungan Dialektis
              6. Hubungan Kontradiksi

SIFAT/KARAKTERISTIK PEMIKIRAN  FILSAFAT
1.    Filsafat: Membangun Pemahaman & Membimbing Tindakanl/Perbuatan
- Mengidentifikasi dan mengumpul sebanyak mungkin Pengetahuan
Catatan:
Pengetahuan: segala hal yang Tercerap oleh kesadaran Yang Memiliki Makna/Diberi Makna tertentu
-     Mengeritik /Mempertanyakan pengetahuan












-  Menilai (Menyalahkan/Membenarkan) pengetahuan à Melihat kekurangan/Kelemahannya
-  Menemukan hakekat (unsur-unsur paling pokok) Suatu pengetahuan
-  Menemukan makna yang paling dalam dan lengkap dari suatu hal
-  Mencari dan menemukan keterkaitan/koherensi antara berbagai hal. (keterkaitan logis)
-  Membimbing/mengarahkan tindakan yang lebih layak
2.    Filsafat: Berpikir secara Ketat/Tuntas/Rinci, dan Habis-habisan
-  Mencari/menemukan unsur-unsur / bagian-bagian paling Dasar/ Elementer dari sesuatu hal secara tuntas tak terpisa
-  Meragukan segala sesuatu sebelum memperoleh penjelasan secara lengkap dan tuntas
-  Berupaya menemukan hubungan/keterkaitan logis (Memaknai) berbagai konsep, gagasan, fakta,/informasi, pengetahuan
-  Selalu bertanya:
-      Mengapa
-      Bagaimana
-      Untuk apa
-      Apa implikasinya/Darnpaknya
-      Dst.
-  Selalu berusaha menemukan:
-      Kejelasan
-      Keruntutan
-      Pemahaman
-  Pengetahuan menemukan ”makna”













-  Filsafat adalah hasil dan proses berlikir
-  Apakah hasil/proses berfikir ?
-  Hasil/proses berfikir adalah hasil/proses akal dalam mencari/ menemukan makna à Pengetahuan
-  Apakah "makna pengetahuan” itu ?
-  Makna/pengetahuan  adalah keadaan/suasana dimana: Hati/mental dan Kesadaran terpusatkan dlm dorongan "Ingin Tahu" = "Ingin Kenal"
-  Apa ingin tahu/kenal itu ?
-  Ingin tahu/kenal adalah naluri  memiliki dan memanfaatkan
-  Apa naluri itu ?
-  Naluri adalah Reaksi/Dorongan rohani tak sadar dan spontan yg muncul secara tak sadar (Tak direncana dan tak dipikirkan)
-  Dari mana sumber "Naluri" itu ?
-  Naluri bersumber dari "Hidup”
-  Apa dan dari mana "Hidup itu ?
-  ...... WallahuAlam !!! ....
2. Filsafat: Hasil-hasil Pikiran Yg "Koheren”
Ø Perenungan kefilsafatan à proses penyusunan bagan  konsepsional yg koheren (konsisten)
Ø Koheren = konsisten = runtut = saling terkait secara benar/logis
Ø Lawan "Koheren" adalah inkoheren = inkonsisten = tidak runtut = tidak terkait secara benar/logis. Atau terkait secara tidak benar/tidak koheren.
Misalnya : Dua pertanyaan
1. Hujan turun
2. Tidak benar hujan turun
Setiap orang menerima bahwa, jika pertanyaan 1 ”hujan turun” benar, Maka pernyataan 2 "tidak benar  hujan turun, pasti salah. Jadi pernyataan 1 dan 2 adalah  koheren.
Contoh pernyataan tidak  runtut (inkoheren)
1. Tuhan maha baik dan tidak menginginkan keburukan
2. Tuhan maha kuasa dan pencipta segala sesuatu yg ada.
Pernyataan 2 berarti Tuhan menciptakan "keburukan”
Ø Berarti menciptakan hal yg tdk diinginkannya
Ø Atau Tuhan melakukan sesuatu yg berlawanan dengan kehendaknya
Ø Hal itu tdk mungkin karena Tuhan "Maha kuasa dan Maha berkehendak"
Jadi kedua pernyataan diatas saling bertentangan = tdk runtut = inkoheren "Tdk bersifat filosofis"
3.  Filsafat: Suatu Proses dan Hasil Pemikiran Rasional
Langkah-langkah dari proses berfikir, yg setiap langkah merupakan proses/operasi logik yg jelas.
Misalnya:
Ø Pencerapan / pengenalan   awal   (persepsi)  sensual  (indrawi)
à  menangkap warna, wujud, bentuk dsb.
Ø Mengasosiasi/mengaitkan pencerapan awal dgn "sesuatu" yg sejenis, yg pernah tercerap sebelumnya (Tersimpan dlm "memori" sebagai  "pengetahuan")
Ø Informasi (Kesan) awal tersebut "Diintrogasi" (Dikomparasi, dikaitkan, dicocokkan, dikonfrontir dst. Dgn pengetahuan lama (Memori)
Ø Penangkapan atau pemberian makna trhdp informasi baru (Kesan)  berupa  - Makna yg "sama"
                                      - Makna yang ”berbeda”
Dgn ”pengetahuan” lama inilah yang disebut ”proses” Pemaknaan atau Proses mengetahui"
Ø "Apa" yang diketahui atau obyek pengetahuan sebelumnya berada di luar organ yg mengetahui (akal = pikiran)
Ø Obyek pengetahuan itu dipersentasikan di dlm akal berupa "konstruksi mental/akal"
Ø Konstruksi mental inilah yg disebut "Mental Construct" = Concept
Ø "Concept" yg paling elementer (Single concept) dipersentasikan dgn sebuah "Kata"
Ø Jadi "kata" : "'Word" adalah simbol sebuah konsep elementer
Ø Konsep elementer hanya memiliki satu makna (bermakna tunggal) yg tertuju kepada hanya satu

wujud/realitas emperis/non emperis, Fisik/Non fisik, konkrit/abtrak
Ø Hasil pemikiran rasional tersusun dari berbagai unsur-unsur (Bagian-bagian) berupa konsep-konsep yg jelas dgn pola-pola hubungan/intraksi/sintetis/yg jelas pula.

METODE KEFILSAFATAN
Ø ”Metode" à "Langkah" = Aktivitas  yg paling elementer dan paling dasar untuk menghasilkan ”sesuatu”
Ø Langkah = Aktivitas dpt bersifat ”Fisik" dpt pula bersifat "Mental" (Atau keduanya)
Ø Aktivitas fisik dapat berupa ”fisik manusia” (otak) dapat pula ”benda/alat (instrumen) tertentu (atau gabungan keduanya)
Ø Aktivitas mental dpt berarti= proses ”Mengingat, Mengenali, Merenungi, Memikiri (Berfikir) dsb.”
Ø semua aktivitas mental ini biasa disebut ”proses intelektual"
Ø berfilsafat adalah suatu proses/aktualitas mental utamanya ”berfikir” dengan metode tertentu, ditunjang oleh aktivitas mental lainnya: mengingat, mengenal, merenung, dll
Ø metode dpt berarti cara = rangkaian beberapa cara yg teratur dan sistimatis = kadar/intensitas, urutan/prosedur yg terukur dan terkendali
Ø suatu aktivitas fisik rnanusia sangat mudah dikenal dan dipahami karena wujudnya konkrit (Dpt. Diamati melalui panca indra)
Ø Demikian pula metodenya, mudah dikenal karena wujudnya konkrit pula (Bersifat fisik) contoh: Aktivitas membuat rumah panggung
Ø Komponen-komponen dasar rumah panggung antara lain:
-      Tiang - Atap
-      Dinding
-      Tangga
-      Lantai dan pendukung lainnya
Ø Untuk mengadakan dan mambuatnya juga mudah dilakukan karena dpt dilakukan dgn metode/cara/tata cara yg bersifat fisik
Ø suatu aktivitas mental, seperti berfikir (termasuk berfilsafat) tdk terlalu gampang memahami dan mengenalinya seperti Aktivitas Fisik tsbt, meskipun antara keduanya, ada persamaan
Ø Berfilsafat adalah suatu proses membangun mental untuk membangun/mengkonstruksi suatu bangunan yang bersifat abstrak/konseptual
Ø Suatu bangunan konseptual, semua komponen-komponen juga bersifat konseptual/abstrak
Ø Demikian pula persyaratan-persyaratannya juga konseptual/ abstrak
Ø Metode/cara untuk mempersiapkan dan membuatnya juga konseptual/abstrak
Ø Namun demikian, Aktivitas mental itu analog (dpt disampaikan dgn Aktivitas Fisik
Ø pada dasarnya ada cara metode Kefilsafatan (paling elementer), yaitu menganalisis, mensintesis
Ø contoh membangun rumah panggung (sebagai Aktivitas Fisik) pd dasanya juga mengandung aktivitas mental (Berfikir)
Ø Pada aktivitas fisik ada dua Metode yg berlangsung
Ø Pertama:
Pada obyek Rumah panggung dpt dikenal/diketahui berdasarkan Pengalaman Empirik di mana-mana dpt disaksikan (diamati) berbagai jenis, tipe, ukuran, kualitas rumah panggung
Ø Pada rumah-rumah panggung yg dikenal/diketahui itu terdapat Komponen-komponen dasar seperti: (1) Tiang, dgn segala bentuk, ukuran, dll; (2) Atap, dgn segala jenis bahan, bentuk, ukuran, warna dll; (3) Dinding, dst
Ø Seluruh proses pengenalan/identivikasi ini disebut Proses /Metode Analisis
 
Ø Metode Analisis à Cara-cara mengurai/memisah-misahkan bagian-bagian atau komponen-komponen yang menyusun ”Sesuatu”
Ø ”Sesuatu” yaitu: Benda fisik seperti rumah panggung. Konsep atau hal-hal yang abstrak seperti keamanan, kemakmuran, dan kebahagiaan.
Ø Konsep ”keamanan” dapat dianalisis misalnya (1) keamanan yaitu segala hal yang terkait (langsung atau tidak langsung) dengan kondisi ”aman”,(2) ”Aman” yaitu kondisi masyarakat /orang/benda dengan tempat dan lingkungannya yang tidak ada gangguan, ancaman, kericuan, hambatan, dll, (3) sumber-sumber ancaman/gangguan antara lain: dari dalam/internal masyarakat/orang dll. Misalnya: kemiskinan, ketidakadilan, keserakahan, tidak ada pemimpin, kurang aparat keamanan dst.
Ø Semua hal di atas merupakan Proses analisis terhadap ”keamanan” sebagai konsep yang abstrak.
Ø Kedua: dari unsur-unsur yang telah disiapkan  dan dibuat (dalam keadaan terlepas-lepas berupa (1) tiang-tiang, (2) bahan-bahan seng, paku dll. (3) bahan papan paku dll.
Ø Satu persatu dirangkai mulai: (1) merangkai tiang-tiang, (2) menegakkan tiang-tiang, (3) memasang papan lantai dan dinding, pintu, jendela, (4) memasang seng dst.
Ø Akhirnya terbangunlah sebuah rumah panggung, dalam bentuk dan ukuran yang telah  ditentukan.
Ø Seluruh proses merangkai unsur-unsur/ komponen-komponen tersebut disebut proses/metode sintesis.
Ø Kegiatan merangkai unsur-unsur/komponen-komponen yang bersifat konseptual/abstrak  dapat pula dilakukan.
Ø Kegiatan merangkai konsep-konsep abstrak tersebut akan menghasilkan  suatu bagan rangka pikir atau kerangka konseptual, yang biasa disebut ”paradigma”
Ø Berfilsafat adalah proses membangun dan mengembangkan paradigma yang bersifat : mendasar, rinci, tuntas dan konperhensif ttg ”sesuatu yang ada (Being)
PRABOT-PRABOT METODOLOGI
Ø Tujuan Berfikir/Berfilsafat pada hakekatnya adalah untuk Membuat ”Kesimpulan" yg Benar ttg sesuatu yang ada (being)
Ø "Kesimpulan” atau ”simpulan” adalah keadaan dimana  kesadaran akal budi (intelektual) kita  menerima/mengakui/menyetuji maka kebenaran tertentu yang dibangun dari suatu rangkaian/beberapa  premis atau konsep yang ada dengan sendirinya ”pasti benar” atau ”pasti salah”.
Ø Proses pencapaian kesimpulan itu disebut “Logika” Operasi logic”
Ø Logika adalah ”Aturan-Aturan” atau ”cara-cara” untuk mencapai Kesimpulan yg Benar, melalui suatu perangkat Premis
Ø "Premis" yaitu pernyataan (kalimat) yg mengandung Pedapat (Gagasan), yang sudah "Benar” dgn sendirinya, (Disetujui/diakui Kebenarannya).
Ø Sesuatu yg benar dgn  sendirinya atau diakui kebenarannya yaitu  yg kebenarannya sudah Teruji/Terbukti melalui Realitas pengalaman, eksperimen ataupun ”pendapat umum”
Ø Ada dua jenis Logika: (1) Logika Induktif (2) Logika Deduktif
Ø Logika Induktif adalah proses penyimpulan melalui proses berfikir/bernalar dgn mengacu pada premis-premis khusus (Primis yang  lingkup kebenannya terbatas)
Ø Atau proses berfikir yg bertolak dari primis-primis dan menarik kesimpulan yg bersifat umum (lingkup kebenarannya lebih luas)
Ø Kesimpulan dari suatu proses logika Induktif mengandung kebenaran probabilistik (Bukan kebenaran yg pasti, melainkan peluang benar, atau kebenarannya .....% menuju 100 %)
Ø Besarnya probabilitas ditentukan oleh kadar/proporsi banyaknya premis khusus dari semua kemungkinan kejadian.
Ø Beberapa bentuk logika Induktif:
1.   Penyimpulan secara kausal
2.   Penyimpulan berdasarkan probabilitas/penalaran statistik
3.   Berdasarkan analogi dan komparasi
4.   Metode verifikasi
5.   Dengan observasi
6.   Berdasarkan kontradiksi
Ø Penyimpulan secara kausal
setelah mencermati sebab-sebab (kausal) sejumlah kejadian maka disimpulkan sebab-sebab yang paling dominan.
Maka pada kesempatan-kesempatan lain setiap kali muncul penyebab dominan, maka disimpulkan/diramalkan (probabilitas) akan timbul kejadian yg sama.
Ø Penalaran Statistik
Misal: si A adalah seorang guru sekolah/dosen kita akan bertaru bahwa si A itu akan mencapai usia lebih dari 70 Th.
untuk menyimpulkan bahwa Si A berpeluang besar  mencapai usia lebih dari 70 th, maka kita memerlukan data statistik tentang usia rata-rata dan usia maksimal guru baru meninggal.
Data statistik itu merupakan premis yg cukup kuat Kebenarannya
Berdasarkan data statistik itu dapat disimpulkan bahwa si A (sebagai guru/dosen) berpeluan besar atau tidak mencapai usia lebih dari 70 Th.
Ø Analogi dan komparasi
Logika  analogi/komperasi berusaha mencapai kesimpulan dengan mencoba mengganti apa yang akan disimpulkan dengan sesuatu yang lain (yang  secara logis/emperik ada persamaannya) Kesimpulan yg dicapainya kemudian dikembalikan/diperlakukan  pada obyek semula.











Ø Misal :
Kita ingin membuktikan tentang adanya sang pencipta alam semesta yg dinamakan "Tuhan Yang Maha Esa” kombinasi berbagai berhak alam semesta yang sangat canggih dan rumit, dianalogikan dengan sebuah sistem komputer/internet yang sangat canggih dan rumit.
Meskipun tdk secanggih dgn alam semesta, sebab Komputer /internet itu  sendiri adalah bagai dari alam semesta.
Kita ketahui secara pasti bahwa komputer/internet itu tidak mungkin menciptakan dirinya atau tercipta dengan sendirinya.
Pada ada sang insinyur yang telah merancang dan penciptakan komputer/internet.
Alam semesta yang sangat canggih/rumit itu pasti tidak mampu menciptakan dirinya atau tercipta dengan sendirinya.
Pasti ada sang maha pencipta yang telah merancang dan menciptakan alam semesta. Yang maha canggih/rumit yaitu "Tuhan Yang Maha Pencipta”
Ø Metode verifikasi empirik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar